Kamis, 09 Maret 2017

Apakah kita butuh cita-cita?

Halo semuanya, beberapa waktu yang lalu e… menit yang lalu sih.. (saat artikel ini dibuat), saya nonton vlognya kak Gita yang membicarakan tentang Cita-cita, videonya saya taruh dibawah jika kalian ingin lihat juga.

*jika kalian orang yang memang tidak terlalu suka membaca sebaiknya abaikn saja artikel ini, jika tertarik dengan artikel ini baca saja :)



Pada video tersebut saya agak merasa aneh karena ya kak Gita sendiri dia berkuliah di Berlin (Jerman) dan yang saya pikirkan (saat pertama kali lihat video-videonya kak gita) tentunya kak gita pasti punya suatu hal yang mendorong dia untuk bersekolah di Berlin yang saya maksud yaitu cita-cita namun faktanya kak gita sendiri dia mengakui bahwa ia tidak punya cita-cita.

Pada video tersebut kak gita berbicara bahwa dia tidak tahu apa yang akan ia lakukan setelah kuliah, ya tentunya kerja tapi dia tidak tahu (belum tau) mau kerja dimana, dan kerja apa, bisa dibilang kak gita mengkuti alur ceritanya sendiri tanpa menetapkan akhirannya.

Kal ini menurut pandangan saya mengenai cita-cita yang sebelumnya telah disinggung oleh kak Gita, sebenernya karena kak gitalah yang membuat saya untuk membuat artikel ini, ok langsung saja. Menurut saya cita-cita itu relatif tergantung orangnya juga ya seperti contoh kak Gita bukan berarti ia tidak butuh cita-cita tapi dia tidak/belum memikirkan cita-cita itu sendiri *cita-cita yang saya bicarakan lebih ke profesi yang ingin dicapai* TAPI apakah kita butuh cita-cita? Jawabannya (pendapat saya) ya kita butuh cita-cita, kenapa? Karena cita-cita bisa kita jadikan opsi atau pilihan ataupun dorongan, misalkan nih ada orang yang bercita-cita menjadi seorang pilot (contoh kasus), tentunya dia sekolah kan dari SD, SMP, dan akhirnya ia SMA nah di SMA kita tentunya diberi pilihan kan untuk memilih jurusan (IPA/IPS) tentunya dia pasti akan bingung ingin pilih yang mana, berbeda dengan teman-temannya yang mana mereka ada yang bercita-cita menjadi seorang dokter ataupun yang ingin bekerja dikantoran pasti sudah terbayang kan teman-tenannya akan pilih jurusan apa, lalu bagaimana dengan dia? (yg ingin jadi pilot) hayo…. Pilih jurusan apa…..? Wkwkwkwk disini saya akan beri pemecahannya:

1.pilih jurusan ya memang berhubungan contoh: ingin jadi programmer, pilih jurusan  RPL (rekayasa perangkat lunak).
2.(opsi dari no.1) jika tidak ada, pilih saja jurusan yg memang kalian bisa ataupun suka.

Nah setelah sampai disitu, misalkan dia pilih jurusan IPA saja karena dia lumayan bisa disana, setelah dia lulus dia akan dihadapi dengan pilihan kembali. Apa dia ingin mengejar cita-citanya atau dia jadi dokter saja karena terbiasa dengan jurusan yg ia pilih sebelumnya, jika ia pilih cita-citanya dia harus kuliah yg bisa membuat dia menjadi seorang pilot, tapi jika dia pilih dokter ya dia tinggal pilih kedokteran atau semacamnya.

Bagaimana jika orang tersebut itu kalian?

*masalah biaya kuliah ada yang namanya beasiswa atau semacamnya. usaha tidak akan membohongi hasilnya, jika bersungguh-sungguh pasti bisa,.


Load disqus comments

0 komentar